Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) saat ini mendapat perhatian serius baik dari pemerintah Indonesia maupun
kalangan masyarakat luas, hal ini dikarenakan UMKM merupakan salah satu
penggerak utama dalam perekonomian Indonesia. Selain itu UMKM juga banyak
memberikan kontribusi terhadap pemerataan pendapatan, penyerapan tenaga kerja
serta mewujudkan pemerataan hasil pembangunan di Indonesia.
Perkembangan
perekonomian Indonesia berpengaruh positif terhadap lingkungan usaha, maka dari
itu perlu adanya pengembangan dan peningkatan kualitas UMKM agar semakin dapat
bersaing dalam dunia usaha. Namun jika dilihat pada kenyataannya, masih terdapat
beberapa permasalahan yang dapat menghambat perkembangan UMKM. Pada umumnya
beberapa permasalahan yang timbul mengenai belum optimalnya pemasaran dan
kualitas produk yang rendah.
Menurut Saeful Bahri Ketua Komisi B
DPRD Kabupaten Bandung "Kurang lebih 1.400 UKM atau 20% dari total 7000
pelaku UKM di Kabupaten Bandung sudah bisa melakukan ekspor ke luar negeri.
Namun, masih banyak masalah yang harus dibenahi. AFTA ini memiliki dampak
positif dan negatif. Pertama, jangkauan pemasaran UKM yang lebih luas. Tapi di
satu sisi bisa juga jadi malapetaka bagi keberadaan UKM. Persaingan AFTA bisa
menjadi malapetaka, jika UKM yang difasilitasi pemerintah tidak mempersiapkan
diri secara matang. Seperti teknologi pengolahan, pemasaran, dan
permodalan," Senin (15/10/2012). Selain itu menurut Kabid Pengembangan
UMKM Pujo Semedi Pemerintah Kabupaten Bandung meyakini usaha mikro kecil dan
menengah [UMKM] bisa membuat pertumbuhan ekonomi di wilayahnya meningkat. Kabid
Pengembangan UMKM Pujo Semedi mengatakan semakin banyak UMKM dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, bahkan menjadi ujung tombak bagi
perekonomian nasional. Diskoperindag Kabupaten Bandung menargetkan pertumbuhan
penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM pada tahun ini mencapai 10.000
orang.(24/02/2013).
Terkait mengenai pengembangan dan
peningkatan kualitas usaha, fokus usaha yang akan diteliti adalah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) yang ada di daerah Kabupaten Bandung yang memiliki
penyerapan tenaga kerja daerah sekitar dan potensi untuk dikembangkan. Dengan
melakukan analisis pohon industry hulu-hilir, diharapkan memberikan informasi
terkait potensi pengembangan usaha. Selain itu analisis SWOT dapat menjadi
salah satu metode yang dapat membatu atau memfasilitasi penyusunan strategi
pengembangan usaha bagi UMKM.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu
tahun pertama membuta klaster, tersusunnya profil , mengidentifikasi dan
membuat intergrasi hulu hilir, dan membuat site map web site UMKM di Kabuapeten
Bandung. Dan tahun kedua menemukan penyebab faktor permasalah, tersusunnya
strategi dan rencana tindakan serta e-media UMKM (web site).
Target luaran yang adanya penelitian ini diharapkan UMKM
yang tersebar di daerah Kabupaten Bandung akan mendapatkan arahan yang lebih
baik mengenai strategi pengembangan usaha dan dapat mengatasi
permasalahan-permasalahan yang menghambat kinerja UMKM. Selain itu, peneliti akan membuat suatu wadah berupa e-media (website)
bagi pelaku usaha agar kinerja UMKM yang tersebar di Kabupaten Bandung semakin
optimal.